Akhlak karimah merupakan wujud bakti seorang anak
terhadap orang tuanya yang telah wafat.
Pembahasan
1. Akhlak Karimah
Akhlak karimah adalah akhlak yang terpuji. Akhlak yangbaik yang harus dimiliki
oleh setiap orang. Seseorang akan terpandanindah ketika ia memiliki akhlak yang
karimah
atau terpuji. Didalam hadits dijelaskan bahwa :
حَدَّثَنَا
نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ حَدَّثَنَا نُوحُ بْنُ قَيْسٍ عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عِمْرَانَ عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
سَرْجِسَ
الْمُزَنِيِّ
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ السَّمْتُ الْحَسَنُ
وَالتُّؤَدَةُ وَالِاقْتِصَادُ جُزْءٌ مِنْ أَرْبَعَةٍ وَعِشْرِينَ جُزْءًا مِنْ
النُّبُوَّةِ
“Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali Al Jahdlami, telah menceritakan kepada kami Nuh bin Qais dari Abdullah bin Imran dari 'Ashim Al Ahwal dari Abdullah bin Sarjisa Al Muzani bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perangai yang baik, sifat kehati-hatian dan tidak berlebihan merupakan bagian dari dua puluh empat bagian dari (sifat) kenabian.”
Jika kita memiliki akhlak karimah, maka kita tergolong
sebagai orang yang baik perangainya. Orang yang senantiasa menjaga diri dari
hal-hal yang tidak baik ataupun merugikan. Berusaha untuk selalu melakukan
hal-hal yang baik menurut segala aspek. Dalam hal ini, akhlak karimah pastinya
akan memberikan implikasi yang baik bagi pemiliknya. Dengan akhlak karimah, ia
merasa lebih baik dan lebih teratur.
Namun, hanya orang-orang tertentu yang bisa mewujudkan
akhlak karimah tersebut. Contohnya, kita sebagai anak yang harus berakhlak
karimah terhadap orang tua. Dengan selalu berbuat baik kepada keduanya dan
membuat mereka bangga akan kehadiran kita di dunia ini. Orang tua adalah orang
yang senantiasa mengarahkan kita untuk selau berbuat baik. Maka, sangat pantas
jika kitapun berakhlak karimah terhadapnya. Berbakti kepada keduanya adalah cara
yang terbaik untuk mewujudkan akhlak karimah terhadap orang tua.
2. Bakti Anak terhadap
kedua Orang Tua
Didalam hadits dijelaskan bahwa:
قَالَ ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قُلْتُ ثُمَّ
أَيٌّ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّه
...Beliau menjawab: "Berbakti kepada kedua orang tua." Saya bertanya, "Kemudian?" Beliau menjawab: "Jihad di dalam jalan Allah."
Berbakti kepada keduanya adalah salah satu perbuatan
yang sangat terpuji. Dalam kaidah bahasa Arab, berbakti kepada orang tua adalah
Al birr al walidain. Banyak hal yang bisa menjadi jalan untuk berbakti
kepada orang tua. Sebagai seorang Anak yang dibesarkan oleh keduanya, maka sangatlah patut jika Anak senantiasa berbakti kepada keduanya.
Di dalam hadits dijelaskan kembali, bahwa:
جَاءَ
رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَنْ
أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَال
ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ
قَالَ
ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ
وَفِي
حَدِيثِ قُتَيْبَةَ مَنْ أَحَقُّ بِحُسْنِ صَحَابَتِي وَلَمْ يَذْكُرْ النَّاس
"..menjawab: "Kemudian Ibumu!" dia bertanya lagi; "Kemudian siapa?" dijawab: "Kemudian bapakmu!" sedangkan di dalam Hadits Qutaibah disebutkan;"
Seorang Anak dituntut untuk senantiasa memuliakan
keduanya dengan cara yang baik. Membuat keduanya menjadi tenang, senang dan
bangga akan kehadiran yang menjadi anaknya.
3. Akhlak karimah terhadap Orang tua yang telah wafat
a. Menshalatkan,
mendo'akan, menjalankan wasiatnya yang sesuai dengan
syariat dan bersilaturahmi kepada teman dari keduanya.
حَدَّثَنَا
إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَهْدِيٍّ وَعُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ
الْعَلَاءِ الْمَعْنَى قَالُوا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ عَنْ
عَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنِ سُلَيْمَانَ عَنْ أَسِيدِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ عُبَيْدٍ مَوْلَى
بَنِي سَاعِدَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي أُسَيْدٍ مَالِكِ بْنِ رَبِيعَةَ
السَّاعِدِيِّ
قَالَ
بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ
جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي سَلَمَةَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِيَ مِنْ
بِرِّ أَبَوَيّ
شَيْءٌ
أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ نَعَمْ الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا
وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ
الرَّحِمِ الَّتِي لَا
تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا وَإِكْرَامُ
صَدِيقِهِمَا
Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Mahdi dan Utsman bin Abu Syaibah dan Muhammad Ibnul 'Ala` secara makna, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Idris dari 'Abdurrahman bin Sulaiman dari Asid bin Ali bin Ubaid -mantan budak (yang telah dimerdekakan oleh) bani Sa'idah- dari Bapaknya dari Abu Usaid Malik bin Rabi'ah As Sa'idi ia berkata, "Ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba ada seorang laki-laki dari bani Salamah datang kepada beliau. Laki-laki bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah masih ada ruang untuk aku berbuat baik kepada kedua orang tuaku setelah mereka meninggal?" beliau menjawab: "Ya. Mendoakan dan memintakan ampunan untuk keduanya, melaksanakan wasiatnya, menyambung jalinan silaturahmi mereka dan memuliakan teman mereka."
b. Sedekah atas nama keduanya
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ أَخْبَرَنَا مَخْلَدُ بْنُ يَزِيدَ أَخْبَرَنَا ابْنُ
جُرَيْجٍ قَالَ أَخْبَرَنِي يَعْلَى أَنَّهُ سَمِعَ عِكْرِمَةَ يَقُولُ
أَنْبَأَنَا ابْنُ
عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
أَنَّ
سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ تُوُفِّيَتْ أُمُّهُ وَهُوَ غَائِبٌ
عَنْهَا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّي تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ
عَنْهَا
أَيَنْفَعُهَا
شَيْءٌ
إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ قَالَ فَإِنِّي أُشْهِدُكَ أَنَّ
حَائِطِيَ الْمِخْرَافَ صَدَقَةٌ عَلَيْهَ
“Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Salam telah mengabarkan kepada kami Makhlad bin Yazid telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij berkata telah bercerita kepadaku Ya'laa bahwa dia mendengar 'Ikrimah berkata; telah memberitakan kepada kami Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma bahwa Sa'ad bin 'Ubadah radliallahu 'anhu ibunya meninggal dunia saat dia tidak ada disisinya. Kemudian dia berkata: "Wahai Rasulullah, ibuku meninggal dunia saat aku tidak ada. Apakah akan bermanfaat baginya bila aku menshadaqahkan sesuatu?" Beliau bersabda: "Ya". Dia berkata: "Aku bersaksi kepada Tuan bahwa kebunku yang penuh dengan bebuahannya ini aku shadaqahkan atas (nama) nya."
c. Melakukan Ziarah
terhadap makam dari keduanya
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ
الْقُبُورِ فَزُورُوهَا وَنَهَيْتُكُمْ عَنْ لُحُومِ الْأَضَاحِيِّ فَوْقَ ثَلَاثٍ
فَأَمْسِكُوا
مَا بَدَا لَكُمْ وَنَهَيْتُكُمْ عَنْ النَّبِيذِ إِلَّا فِي سِقَاءٍ فَاشْرَبُوا
فِي الْأَسْقِيَةِ كُلِّهَا وَلَا تَشْرَبُوا مُسْكِرًا
Berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku pernah melarang kalian berziarah kubur, sekarang berziarahlah. Saya juga pernah melarang kalian makan daging kurban setelah tiga hari, sekarang simpanlah untuk keperluan kalian. Dan saya juga pernah melarang kalian meminum anggur kecuali jika dalam bejana minum, sekarang minumlah dalam semua bejana kalian, tetapi jangan sekali-kali kamu minum yang memabukkan."
Kesimpulan
Anak yang baik ialah anak yang senantisa dapat berbakti
kepada orang tuanya. Berusaha semaksimal mungkin untuk memuliakan kedua orang
tuanya, serta berusaha untuk membuat keduanya bangga dan senang, di dunia
maupun di akhirat kelak.
Daftar
Pustaka
Kitab Shahih Muslim
Kitab Shahih Bukhari
Kitab Musnad Ahmad
Kitab Sunan Abu Daud
Kitab Sunan Tirmidzi
Yazid A.Q, Jawas. 2003. Birrul Walidain. Jakarta: Pustaka Darul
Qalam
Aziz Fathi sayid, N. 2009. Berbakti
Kepada Orang Tua. Jakarta: IslamHouse.com
Jumadi, A. 2014. Birrul Walidain,
Lafal. Yogyakarta: Gema Insani
No comments: