KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan karunia kepada
hamba-Nya sehingga makalah ini selesai di susun. Shalawat serta salam kita
hanturkan pula kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Saw, beserta para keluarga
dan para sahabatnya juga kepada kita selaku umatnya yang patut dan taat pada
ajaran-Nya.
Sehubung
dengan terselesainya makalah ini, maka kami mengucapkan banyak terima kasih
terutama kepada Dosen kami bapak yumna, S.Ag yang sudah banyak membimbing kami
,dan juga kepada teman-teman yang sudah banyak meluangkan waktunya untuk
menyelesaikan makalah ini.
Adapun
makalah ini berjudul pandangan islam
terhadap manusia . didalamnya akan membahas tentang fungsi peranan manusia dan pandangan islam
menurut psikologi,
Akhir
kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang pandangan islam terhadap manusia, dapat beramanfaat khususnya bagi
kami dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya. Kami telah berusaha
sebaik-baiknya namun masih ada kekurangan dari makalah ini, oleh karena itu,
kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan, sehingga bisa lebih
baik dalam penyusunan makalah ini.
Bandung,
4 Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ……………………………………………………………………i
DAFTAR
ISI…...…………………………………………………………………………ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang……………………………………………………………….1
1.2
Rumusan
Masalah…………………………………………………………….1
1.3
Tujuan
Penulis…..……………………………..……………………………..1
BAB
II PEMBAHASAN
a.
Manusia Dalam
Pandangan Islam…………………..……………………….2
b.
Asal Usul
Kehidupan Dalam Perspektif Islam………………………………2
c.
Penyebutan Nama
Manusia………………………………………………….4
d.
Fungsi dan
Peranan Manusia…………………………………………….…..5
e.
Hakikat Manusia
atau Perspektif Islam…………………………… ………..5
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan…………………………………………………………………...9
3.2 Saran………………………………………………………………………….9
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………….10
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kehadiran
manusia yang pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan dialam semesta
ini. Menurut ilmu pengetahuan, asal usul manusia tidak biasa di pisahkan dari
teori tentang spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui proses evulusi.
Teori evulusi berpengaruh
pula pada bidang ilmu pengetahuan lainnya, termasuk psikologi yang objeknya
manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk yang hidup dimuka bumi yang
memiliki karakter yang unik. Memang secara fisik manusia tidak begitu berbeda
dengan binatang. Namun yang paling berbeda antara manusia dan makhluk lain
adalah terletak pada kemampuannya .
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
hubungan manusia dengan agama?
2.
Bagaimana
konsep manusia dalam islam?
1.3
Tujuan
Penulis
Adapun tujuan tujuan penulis makalah
ini adalah:
1.
Agar mengetahui pandangan islam terhadap manusia
2.
Agar
mengetahui psikologi terhadap manusia
BAB II
PEMBAHASAN
Hakikat manusia dalam islam
2.1
Manusia
dalam pandangan islam
Manusia adalah makhluk yang
penuh misteri. Dia tidak akan mampu mengungkapkan siapa dirinya. Manusia adalah
makhluk yang di beri akal oleh Allah. Dengan akal, manusia akan berfikir, dan
dengan berfikir akan timbul pertanyaan yang akan timbul jawabannya. Menurut
Murtadha Mutahari, manusia adalah makhluk yang serba dimensi.
1. Secara fisik manusia hampir sama dengan hewan yang membutuhkan
makan, minum,dan sebagainya.
2. Manusia memiliki sejumlah emosi.
3. Mempunyai perhatian terhadap keindahan
4. Mempunyai dorongan untuk menyembah Allah.
5. Memiliki kemampuan dan kekuatan yang perlipat ganda karena
dikaruniakan akal,pikiran dan kehendak.
2.2
Asal
usul kehidupan dalam perspektif Islam
Semua kehidupan berasal dari Yang Mahada, yaitu Allah SWT. Manusia
pun diciptakan oleh Allah SWT. Hanya manusia pertama,yaitu Adam a.s. yang
diciptakan secara langsung oleh Allah dari tanah, sedangkan manusia keturunan
Adam yang diciptakan dari setetes air mania tau dari segumpal darah.
Perbedannya adalah sebagai berikut:
1.
Adam
di ciptakan secara langsung oleh Allah dari tanah dan Allah meniupkan roh-Nya
ke dalam jiwa Adam;
2.
Manusia
keturunan dilahirkan melalui perkawinan antara laki-laki dan perempuan. Jika
perempuan hamil, Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh-Nya kedalam janin
sang bayi yang masih berada di dalam Rahim sang ibu.
Alam semesta pun keberadaannya sama sebagaimana manusia diciptakan
oleh Allah. Allah pula yang telah menciptakan alam semesta. Allah berfirman
dalam surat Al-Anbiya ayat 30 yang artinya:
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan
bumi keduanya dahulu menyatu, kemudian kami pisahkan antara keduanya; dan kami
jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa m'ereka tidak
beriman?”(Q.S. al-Anbiya’: 30)
Demikian
pula, firman Allah SWT. Dalam surat An-Nur ayat 45 berikut:
“Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air maka sebagian ada
yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kakinya,
sedangkan bagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa
yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah MahaKuasa segala sesuatu “(Q.S. an-Nisa: 45)
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan bebagai
jenis tumbuhan yang berasal dari air. Demikian pula, Allah menciptakan berbagai
jenis hewan,yaitu.
1.
Hewan
yang berjalan dengan perutnya, seperti cacing.
2.
Hewan
yang berjalan dengan dua kaki, seperti ayam.
3.
Hewan
yang bejalan dengan empat kaki, seperti kambing.
4.
Hewan
yang dapar merayap, dapat terbang, dan sebagainya.
Setiap hewan dan tumbuhan pun diciptakan oleh Allah secara
berpasang-pasangan, sebagaimana terdapat dalam surat Ar-Ra’d ayat 3:
“Dan Dia yang menghamparkan bumi dan yang menjadikan gunung-gunung
dan sungai-sungai di atasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua buah-buahan
berpasang-pasangan. Dia menutupkan malam kepada siang. Sungguh pada yang
demikian terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. “ (Q.S
Ar-Rad: 3)
Adapun yang di maksud berpasang-pasangan,adalah jantan dan betina,
pahit dan manis, putih dan hitam, besar dan kecil, dan sebagainya. Bahkan ayat
di atas menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan bumi dan gunung-gunung yang
di jadikan paku bumi dengan sungai-sungai yang mengalir untuk kepentingan
manusia dan semua makhluk hidup.
2.3
Penyebutan
nama manusia
Manusia mempunyai nama-nama lain, yaitu:
1.
Aspek
historis, manusia disebut dengan Bani Adam (Q.S Al-A’raf: 31)
2.
Aspek
biologis, manusia di sebut basyar yang mencerminkan sifat-sifat fisik kimia dan
biologisnya (Q.S Al-Mu’minun: 33)
3.
Aspek
kecerdasan, manusia di sebut dengan insan, yaitu makhluk terbaik yang diberi
akal sehingga mampu menyerap ilmu pengetahuan (Q.S Ar-Rahman: 3-4)
4.
Aspek
sosiologis, manusia disebut dengan annas yang menunjukan sifat berkelompok
dengan sesama manusia (Q.S Al-Baqoroh:21)
5.
Aspek
posisinya disebut abdun yang menunjukan kedudukannya sebagai hamba allah yang
harus tunduk dan patuh (Q.S Saba:9)
2.4
Fungsi
dan peranan manusia
Fungsi manusia adalah sebagai hamba allah menjadikan manusia berperan sebagai pengabdi hanya kepada allah
dengan sepenuh hati. Adapun fungsi manusia sebagai khalifah Allah menjadikan
manusia sebagai pengelola bumi Allah SWT.
Kedua fungsi dan peran manusia pada hakikatnya adalah satu kesatuan
yang tidak dapat di pisahkan. Sebab, fungsi dan peran manusia sebagai khalifah
Allah yang memakmurkan bumi ini pada dasarnya merupakan pelaksanaan dari fungsi
dan peran manusia sebagai hamba Allah.
Manusia mempunyai peran yang ideal yang harus dijalankan, yaitu
memakmurkan bumi, mendiami dan memelihara serta mengembangkannya untuk
kemaslahatan hidup manusia, bukan mengadakan kemudharatan dibumi. Allah akan
meminta pertaggung jawaban setiap manusia sesuai dengan peranan yang di lakukan
di dunia sekecil apapun peranan tersebut.
2.5
Hakikat
manusia atau perspektif islam
Dari sudut pandangan psikologi, pandangan tentang hakikat manusia
mengaruh pada sifat-sifat manusia (human
nature), yaitu sifat-sifat khas segenap manusia. Hakikat manusia yang di maksud
dalam sudut pandang ini adalah sesuatu yang esensial dan merupakan ciri khas manusia
sebagai makhluk yang dapat menjadikan manusia berbeda dengan makhluk-makhluk
lain.
Menurut para pemikir islam , seperti Al-Farabi, al-Ghozali dan
lain-lain menyatakan bahwa manusia adalah rangkaian utuh antara dua unsur yaitu
materi dan immateri. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa unsur-unsur
tersebut tidak bias dipisahkan satu sama lain. Dengan kata lain, tidak bias
dikatakan sebagai manusia jika salah satu di antara dua unsur tersebut tidak
ada. Adapun unsur immateri manusia yang menjadi pembahasan psikologi islam
yaitu:
1.
Roh
Dalam surah Al-Hijr ayat 28-29 Allah berfirman yang artinya: “
Sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, maka apabila aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan keadaannya ruh (ciptaan)-Ku,
maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa apabila kejadian manusia telah
disempurnakan baru, Allah SWT meniupkan roh kedalam jasad manusia. Roh
merupakan unsur mulia dalam diri manusia. Tentang hakikat roh ini, Allah telah
menjelaskan dengan firmannya yang artinya:
Dan mereka bertanya kepadaku tentang roh. Katakanlah: “Roh itu
termasuk urusan Tuhan-Ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan
sedikit “ (Q.S Al-Israa:85)
2.
Nafs
Roh dan nafs mempunyai hakikat yang sama, namun diberikan istilah
yang berbeda karena sifat dan fungsi masing-masing. Menurut Amjad, roh hanya di
gunakan untuk menunjukan unsur rohani manusia pada tingkatan yang lebih tinggi
dari pada nafs, roh dipandang sebagai dimensi khas insani yang merupakan sarana
ghaib untuk menerima petunjuk dan bimbingan Allah, sedangkan nafs digunakan
untuk menggambarkan unsur rohani manusia yang mengandung kualitas-kualitas
insaniah.
3.
Qolb
Istilah Al-Qolb disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-Haj ayat 46
yang artinya:
“Maka apakah mereka tidak berjalan dimuka bumi, lalu mereka
mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga
yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka
dapat mendengar? Karna sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang
buta, ialah hati yang di dalam dada”
Menurut Quraish shihab, kata Qolb di ambil dari kata yang bermakna
membalik, karena dia sering kali berbolak balik, sekali senang, sekali setuju
dan sekali menolak, qalb amat berfungsi untuk tidak konsisten.
Al-Qolb mempunyai dua
makna, yaitu:
A.
Fisik,
yaitu segumpal daging berbentuk lonjong yang terletak didalam rongga dada
sebelah kiri yang terus-menerus berdetak selama manusia masih hidup.
B.
Metafisik,
yaaitu hati nurani atau suara hati.
4.
Aql
Secara bahasa berarti menahan atau mengikat. Berdasarkan pemahaman
secara bahasa ini, aql adalah orang yang mampu menahan atau mengikat
dorongan-dorongan hawa nafsunya. Akal ada dua makna, yaitu:
1.
Akal
jasmani, yaitu salah satu organ tubuh yang terletak dikepala (otak)
2.
Akal
rohani, yaitu kemampuan jiwa yang di persiapkan dan diberi kemampuan untuk
memperoleh pengetahuan (al-ma’rifah)
Hawa secara harfiyah menurut kehendak. Hawa merupakan karunia tuhan
yang diberikan kepada manusia. Dengan nafsu, manusia bias menikmati segala
keindahan dan kenikmatan yang ada di dua alam ini. Nafsu mendorong akal untuk
memikirkan cara-cara hidup yang lebih baik dan nafsu pula yang mendorong
manusia untuk hidup berkeluarga dan berketurunan. Firman Allah dalam Al-Qur’an
yang artinya. “Dijadikan indah pada (pandangan)manusia kecintaan kepada apa-apa
yang di ingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surge) “ (Q.S Al- Imron:14)
Berdasarkan ayat di ini, hawa nafsu terbagi dua bagian, yaitu:
2.
Seksual,
nafsu ini mendorong dan menyebabkan umat manusia berkembang dan berketurunan.
3.
Perut,
yaitu mendorong akal manusia untuk memikirkan cara hidup yang lebih layak.
Disamping dua nafsu ini, Al-Ghazali menambahkan satu nafsu lagi
yaitu marah atau ghadab. Nafsu ini mendorong manusia untuk melakukan apa saja
atau menentang apa saja yang di anggap mengancam dan merugikan dirinya. Namun
manusia selalu di ingatkan agar selalu waspada terhadap sifat dan kekuatan
nafsu yang selalu cenderung dalam keburukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan terdahulu dapat di simpulkan bahwa manusia dalam
pandangan islam adalah makhluk yang diberi akal oleh Allah. Dengan akal,
manusia akan berpikir, dan dengan
berpikir akan banyak timbul pertanyaan yang akan timbul pertanyaan dan akan
timbul jawaban-jawaban yang dicari.
Adapun menurut pandangan psikologi islam, manusia adalah rangkaian
utuh antaraa dua unsur yaitu materi dan immateri. Pernyataan tersebut
mengandung makna bahwa unsur-unsur tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama
lai, tidak bisa di katakana sebagai manusia jika sala satu diantara dua unsur
tersebut tidak ada.
DAFTAR PUSTAKA
Abas
Asyafah, Proses kehidupan Manusia dan Nilai Eksistennya, (Bandung :Alfabeta,
2009).
Herabudin,
Ilmu Alamiah Dasar, (Bandung:40253).
Hanna
Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam, Pustaka Pelajar ,
Yogyakarta, 1995.
Sarlito,
Psikologi Perkembangan Umum, (Jakarta: Rajagrapindo Persada,2010).
Bustanuddin
Agus, al-Islam, PT.Raja Grafindo persada, Jakarta, 1993.
No comments: