Hubungan Manusia dengan Agama - Yoga Firdaus

Wednesday, April 1, 2020

Hubungan Manusia dengan Agama

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan karunia kepada hamba-Nya sehingga makalah ini selesai di susun. Shalawat serta salam kita hanturkan pula kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Saw, beserta para keluarga dan para sahabatnya juga kepada kita selaku umatnya yang patut dan taat pada ajaran-Nya.
Sehubung dengan terselesainya makalah ini, maka kami mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada Dosen kami bapak yumna, S.Ag yang sudah banyak membimbing kami ,dan juga kepada teman-teman yang sudah banyak meluangkan waktunya untuk menyelesaikan makalah ini.
Adapun makalah ini berjudul pandangan islam terhadap manusia . didalamnya akan membahas tentang  fungsi peranan manusia dan pandangan islam menurut psikologi,
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang pandangan islam terhadap manusia, dapat beramanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya. Kami telah berusaha sebaik-baiknya namun masih ada kekurangan dari makalah ini, oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan, sehingga bisa lebih baik dalam penyusunan makalah ini.






                                                                                                           Bandung, 4 Oktober 2017

                                                                                                           Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…...…………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang……………………………………………………………….1
1.2    Rumusan Masalah…………………………………………………………….1
1.3    Tujuan Penulis…..……………………………..……………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
a.         Manusia Dalam Pandangan Islam…………………..……………………….2
b.        Asal Usul Kehidupan Dalam Perspektif Islam………………………………2
c.         Penyebutan Nama Manusia………………………………………………….4
d.        Fungsi dan Peranan Manusia…………………………………………….…..5
e.         Hakikat Manusia atau Perspektif Islam…………………………… ………..5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………...9
3.2 Saran………………………………………………………………………….9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….10


BAB  1
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang

Kehadiran manusia yang pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan dialam semesta ini. Menurut ilmu pengetahuan, asal usul manusia tidak biasa di pisahkan dari teori tentang spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui proses evulusi.
Teori evulusi berpengaruh pula pada bidang ilmu pengetahuan lainnya, termasuk psikologi yang objeknya manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk yang hidup dimuka bumi yang memiliki karakter yang unik. Memang secara fisik manusia tidak begitu berbeda dengan binatang. Namun yang paling berbeda antara manusia dan makhluk lain adalah terletak pada kemampuannya .

1.2    Rumusan Masalah

1.      Bagaimana hubungan manusia dengan agama?
2.      Bagaimana konsep manusia dalam islam?

1.3    Tujuan Penulis
Adapun tujuan tujuan penulis makalah ini adalah:
1.      Agar  mengetahui pandangan islam terhadap manusia
2.      Agar mengetahui psikologi terhadap manusia 


BAB II
PEMBAHASAN
Hakikat manusia dalam islam
2.1    Manusia dalam pandangan islam

  Manusia adalah makhluk yang penuh misteri. Dia tidak akan mampu mengungkapkan siapa dirinya. Manusia adalah makhluk yang di beri akal oleh Allah. Dengan akal, manusia akan berfikir, dan dengan berfikir akan timbul pertanyaan yang akan timbul jawabannya. Menurut Murtadha Mutahari, manusia adalah makhluk yang serba dimensi.

1.      Secara fisik manusia hampir sama dengan hewan yang membutuhkan makan, minum,dan sebagainya.
2.      Manusia memiliki sejumlah emosi.
3.      Mempunyai perhatian terhadap keindahan
4.      Mempunyai dorongan untuk menyembah Allah.
5.      Memiliki kemampuan dan kekuatan yang perlipat ganda karena dikaruniakan akal,pikiran dan kehendak.

2.2    Asal usul kehidupan dalam perspektif Islam

Semua kehidupan berasal dari Yang Mahada, yaitu Allah SWT. Manusia pun diciptakan oleh Allah SWT. Hanya manusia pertama,yaitu Adam a.s. yang diciptakan secara langsung oleh Allah dari tanah, sedangkan manusia keturunan Adam yang diciptakan dari setetes air mania tau dari segumpal darah. Perbedannya adalah sebagai berikut:

1.      Adam di ciptakan secara langsung oleh Allah dari tanah dan Allah meniupkan roh-Nya ke dalam jiwa Adam;
2.      Manusia keturunan dilahirkan melalui perkawinan antara laki-laki dan perempuan. Jika perempuan hamil, Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh-Nya kedalam janin sang bayi yang masih berada di dalam Rahim sang ibu.

Alam semesta pun keberadaannya sama sebagaimana manusia diciptakan oleh Allah. Allah pula yang telah menciptakan alam semesta. Allah berfirman dalam surat Al-Anbiya ayat 30 yang artinya:
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu, kemudian kami pisahkan antara keduanya; dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa m'ereka tidak beriman?”(Q.S. al-Anbiya’: 30)


Demikian pula, firman Allah SWT. Dalam surat An-Nur ayat 45 berikut:

“Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air maka sebagian ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kakinya, sedangkan bagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah MahaKuasa segala sesuatu “(Q.S. an-Nisa: 45)

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan bebagai jenis tumbuhan yang berasal dari air. Demikian pula, Allah menciptakan berbagai jenis hewan,yaitu.

1.      Hewan yang berjalan dengan perutnya, seperti cacing.
2.      Hewan yang berjalan dengan dua kaki, seperti ayam.
3.      Hewan yang bejalan dengan empat kaki, seperti kambing.
4.      Hewan yang dapar merayap, dapat terbang, dan sebagainya.

Setiap hewan dan tumbuhan pun diciptakan oleh Allah secara berpasang-pasangan, sebagaimana terdapat dalam surat Ar-Ra’d ayat 3:

“Dan Dia yang menghamparkan bumi dan yang menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai di atasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua buah-buahan berpasang-pasangan. Dia menutupkan malam kepada siang. Sungguh pada yang demikian terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. “ (Q.S Ar-Rad: 3)

Adapun yang di maksud berpasang-pasangan,adalah jantan dan betina, pahit dan manis, putih dan hitam, besar dan kecil, dan sebagainya. Bahkan ayat di atas menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan bumi dan gunung-gunung yang di jadikan paku bumi dengan sungai-sungai yang mengalir untuk kepentingan manusia dan semua makhluk hidup.

2.3       Penyebutan nama manusia

Manusia mempunyai nama-nama lain, yaitu:

1.      Aspek historis, manusia disebut dengan Bani Adam (Q.S Al-A’raf: 31)
2.      Aspek biologis, manusia di sebut basyar yang mencerminkan sifat-sifat fisik kimia dan biologisnya (Q.S Al-Mu’minun: 33)
3.      Aspek kecerdasan, manusia di sebut dengan insan, yaitu makhluk terbaik yang diberi akal sehingga mampu menyerap ilmu pengetahuan (Q.S Ar-Rahman: 3-4)
4.      Aspek sosiologis, manusia disebut dengan annas yang menunjukan sifat berkelompok dengan sesama manusia (Q.S Al-Baqoroh:21)
5.      Aspek posisinya disebut abdun yang menunjukan kedudukannya sebagai hamba allah yang harus tunduk dan patuh (Q.S Saba:9)

2.4       Fungsi dan peranan manusia

Fungsi manusia adalah sebagai hamba allah menjadikan manusia  berperan sebagai pengabdi hanya kepada allah dengan sepenuh hati. Adapun fungsi manusia sebagai khalifah Allah menjadikan manusia sebagai pengelola bumi Allah SWT.
Kedua fungsi dan peran manusia pada hakikatnya adalah satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan. Sebab, fungsi dan peran manusia sebagai khalifah Allah yang memakmurkan bumi ini pada dasarnya merupakan pelaksanaan dari fungsi dan peran manusia sebagai hamba Allah.
Manusia mempunyai peran yang ideal yang harus dijalankan, yaitu memakmurkan bumi, mendiami dan memelihara serta mengembangkannya untuk kemaslahatan hidup manusia, bukan mengadakan kemudharatan dibumi. Allah akan meminta pertaggung jawaban setiap manusia sesuai dengan peranan yang di lakukan di dunia sekecil apapun peranan tersebut.

2.5       Hakikat manusia atau perspektif islam

Dari sudut pandangan psikologi, pandangan tentang hakikat manusia mengaruh pada sifat-sifat  manusia (human nature), yaitu sifat-sifat khas segenap manusia. Hakikat manusia yang di maksud dalam sudut pandang ini adalah sesuatu yang esensial dan merupakan ciri khas manusia sebagai makhluk yang dapat menjadikan manusia berbeda dengan makhluk-makhluk lain.
Menurut para pemikir islam , seperti Al-Farabi, al-Ghozali dan lain-lain menyatakan bahwa manusia adalah rangkaian utuh antara dua unsur yaitu materi dan immateri. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa unsur-unsur tersebut tidak bias dipisahkan satu sama lain. Dengan kata lain, tidak bias dikatakan sebagai manusia jika salah satu di antara dua unsur tersebut tidak ada. Adapun unsur immateri manusia yang menjadi pembahasan psikologi islam yaitu:
1.      Roh
Dalam surah Al-Hijr ayat 28-29 Allah berfirman yang artinya: “ Sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan keadaannya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa apabila kejadian manusia telah disempurnakan baru, Allah SWT meniupkan roh kedalam jasad manusia. Roh merupakan unsur mulia dalam diri manusia. Tentang hakikat roh ini, Allah telah menjelaskan dengan firmannya yang artinya:
Dan mereka bertanya kepadaku tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-Ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit “ (Q.S Al-Israa:85)

2.   Nafs
Roh dan nafs mempunyai hakikat yang sama, namun diberikan istilah yang berbeda karena sifat dan fungsi masing-masing. Menurut Amjad, roh hanya di gunakan untuk menunjukan unsur rohani manusia pada tingkatan yang lebih tinggi dari pada nafs, roh dipandang sebagai dimensi khas insani yang merupakan sarana ghaib untuk menerima petunjuk dan bimbingan Allah, sedangkan nafs digunakan untuk menggambarkan unsur rohani manusia yang mengandung kualitas-kualitas insaniah. 

3.   Qolb
Istilah Al-Qolb disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-Haj ayat 46 yang artinya:
“Maka apakah mereka tidak berjalan dimuka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karna sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”
Menurut Quraish shihab, kata Qolb di ambil dari kata yang bermakna membalik, karena dia sering kali berbolak balik, sekali senang, sekali setuju dan sekali menolak, qalb amat berfungsi untuk tidak konsisten.
     Al-Qolb mempunyai dua makna, yaitu:
A.      Fisik, yaitu segumpal daging berbentuk lonjong yang terletak didalam rongga dada sebelah kiri yang terus-menerus berdetak selama manusia masih hidup.
B.      Metafisik, yaaitu hati nurani atau suara hati.

4.   Aql
Secara bahasa berarti menahan atau mengikat. Berdasarkan pemahaman secara bahasa ini, aql adalah orang yang mampu menahan atau mengikat dorongan-dorongan hawa nafsunya. Akal ada dua makna, yaitu:
1.   Akal jasmani, yaitu salah satu organ tubuh yang terletak dikepala (otak)
2.   Akal rohani, yaitu kemampuan jiwa yang di persiapkan dan diberi kemampuan untuk memperoleh pengetahuan (al-ma’rifah)

Hawa secara harfiyah menurut kehendak. Hawa merupakan karunia tuhan yang diberikan kepada manusia. Dengan nafsu, manusia bias menikmati segala keindahan dan kenikmatan yang ada di dua alam ini. Nafsu mendorong akal untuk memikirkan cara-cara hidup yang lebih baik dan nafsu pula yang mendorong manusia untuk hidup berkeluarga dan berketurunan. Firman Allah dalam Al-Qur’an yang artinya. “Dijadikan indah pada (pandangan)manusia kecintaan kepada apa-apa yang di ingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surge) “ (Q.S Al- Imron:14)
Berdasarkan ayat di ini, hawa nafsu terbagi dua bagian, yaitu:

2.   Seksual, nafsu ini mendorong dan menyebabkan umat manusia berkembang dan berketurunan.
3.   Perut, yaitu mendorong akal manusia untuk memikirkan cara hidup yang lebih layak.

Disamping dua nafsu ini, Al-Ghazali menambahkan satu nafsu lagi yaitu marah atau ghadab. Nafsu ini mendorong manusia untuk melakukan apa saja atau menentang apa saja yang di anggap mengancam dan merugikan dirinya. Namun manusia selalu di ingatkan agar selalu waspada terhadap sifat dan kekuatan nafsu yang selalu cenderung dalam keburukan. 


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan terdahulu dapat di simpulkan bahwa manusia dalam pandangan islam adalah makhluk yang diberi akal oleh Allah. Dengan akal, manusia  akan berpikir, dan dengan berpikir akan banyak timbul pertanyaan yang akan timbul pertanyaan dan akan timbul jawaban-jawaban yang dicari.
Adapun menurut pandangan psikologi islam, manusia adalah rangkaian utuh antaraa dua unsur yaitu materi dan immateri. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa unsur-unsur tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lai, tidak bisa di katakana sebagai manusia jika sala satu diantara dua unsur tersebut tidak ada.


DAFTAR PUSTAKA


Abas Asyafah, Proses kehidupan Manusia dan Nilai Eksistennya, (Bandung :Alfabeta, 2009).

Herabudin, Ilmu Alamiah Dasar, (Bandung:40253).

Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam, Pustaka Pelajar , Yogyakarta, 1995.

Sarlito, Psikologi Perkembangan Umum, (Jakarta: Rajagrapindo Persada,2010).

Bustanuddin Agus, al-Islam, PT.Raja Grafindo persada, Jakarta, 1993.

No comments: